Peringatan Gebyar 10 Muharam di SDN Labuhan 1: Berkiprah Edukasi di Pesisir Selatan Kabupaten Sampang

Pesisir Selatan, Kabupaten Sampang – Jumat, 28 Juli 2023 Pagi yang cerah dan penuh semangat terlihat di SDN Labuhan 1 ketika sekolah ini merayakan peringatan Gebyar 10 Muharam dengan penuh kegembiraan. Terletak di tepi pesisir Selatan Kabupaten Sampang, sekolah ini menjadi pusat pendidikan yang menginspirasi bagi masyarakat sekitar. Pada hari ini, kegiatan peringatan diawali pukulLanjutkan membaca “Peringatan Gebyar 10 Muharam di SDN Labuhan 1: Berkiprah Edukasi di Pesisir Selatan Kabupaten Sampang”

Petualangan Anak Pesisir #3

Setelah memasuki gang kecil di dekat sungai yang deras mengalir di tengah kota itu. Mereka mulai melanjutkan perjalanan dan ingin mencari sesuatu yang berbeda di kota ini. Di balik sebuah pagar besi yang berkarat, mereka memandang kagum seorang wanita paruh baya, ia sedang memilih dedaunan kering yang terjatuh dari pohon besar di tengah halaman rumahLanjutkan membaca “Petualangan Anak Pesisir #3”

Petualangan Anak Pesisir #2

“Sebenarnya kami adalah anak pantai yang lari dari kejaran petinggi sekolah kami” jawab anak laki-laki hitam yang akhirnya kuketahui namanya adalah Sura.      Setelah bercerita lama, akhirnya aku tahu mereka adalah segelintir korban dari kerasnya pendidikan di seberang pulau yang kadang tak pernah dihiraukan. Seusia mereka saja, mereka berani hijrah dari kampung halaman dan akhirnyaLanjutkan membaca “Petualangan Anak Pesisir #2”

Petualangan anak Pesisir #1

Siang itu, segerombolan anak kecil tergopoh-gopoh melewati sebuah sungai jernih di atas bukit. Ada empat anak masih memakai seragam sekolah warna putih bersih dengan menenteng sepatu penuh lumpur dikedua tangannya. Tampaknya mereka kebingungan mencari jalan pulang. Seorang anak perempuan kecil bermata sipit berambut lurus berada di barisan paling depan. Seolah sedang berekspedisi, gadis kecil ituLanjutkan membaca “Petualangan anak Pesisir #1”

Titik Balik

Lantunan tarhim dari masjid di tepi selat ini sayup sudah terdengar. Membuat mata mulai sedikit mengintip keadaan. Lambat laun semakin jelas sampai ke indera pendengaran dalam suasana dingin nan syahdu lengkap dengan gemericik air langit yang telah turun semalaman. Sungguh suasana subuh yang menenangkan. Disertai sapuan angin laut yang kencang dan suara ombak berdeburan. MenambahLanjutkan membaca “Titik Balik”

Nama dalam Doa

Dari kecil kehidupan Ghea tak pernah jauh dari ketenangan dan keindahan desa di pegunungan. Suasana gunung yang sejuk dan berkabut sudah mendarah daging dalam sendi kehidupannya, naik turun bukit, menyeberang jurang dan bertualang bersama kawan-kawan adalah kegiatan tak terelakkan dari hidupnya.  Hingga suatu hari Ghea bertemu dengan pengendara motor berwarna biru itu. Iya… di jalanLanjutkan membaca “Nama dalam Doa”

Di Ujung Malam

Ketika tersentak dari lamunan malam ini, ujung kaki terasa kaku, badan terasa berat. Entah apa yang membuat hati ini terasa begitu sesak menahan sesuatu yang sebelumnya tak pernah terfikir di hati. Ya Allah… mengapa beban hidup serasa begitu berat dipundak ini? Ketika harus menjalani hari tanpa kehadiran orang yang dicintai. Kadang merasa sangat iri denganLanjutkan membaca “Di Ujung Malam”

Sepatu Usang

Sepatu tua penuh debu itu kembali berjalan menapaki panasnya jalanan siang ini. Tak peduli berapa kali lagi langkah, yang harus dia emban hari ini. Dia tetap melaksanakan tugasnya dengan baik. Sebagai sepasang sepatu yang selalu disimpan di lemari, rasa bangga yang luar biasa kini sedang bergemuruh di dadanya, karena baru kali ini setelah hampir 365Lanjutkan membaca “Sepatu Usang”

Pasar

Deru angkutan kota dalam provinsi kali ini terdengar merdu, entah apa karena hati sedang terbang ke awan, atau karena badan benar-benar tak ada yang dikeluhkan. Nadia sangat segar pagi ini setelah beberapa hari terbaring tak berdaya. Iya, Nadia masih beruntung bisa berangkat melukis masa depan bangsa pagi ini, setelah beberapa hari lalu hanya bisa terbujurLanjutkan membaca “Pasar”

Genangan dan Kenangan

Tubuhku bergoyang ke kanan kemudian ke kiri. Perut rasanya sudah seperti di aduk-aduk tak terperi. Riuh suara mesin kendaraan yang aku naiki ini semakin membuat mata berkunang. Dengan menahan tangis, dari bangku paling belakang sebuah angkutan Kota dalam provinsi ini, aku terus mengalihkan perhatian. Aku buka slide kumpulan puisi Eyang Sapardi, aku buka lagi kumpulanLanjutkan membaca “Genangan dan Kenangan”

Rancang situs seperti ini dengan WordPress.com
Ayo mulai