Titik Balik

Halaman sekolah pesisir

Lantunan tarhim dari masjid di tepi selat ini sayup sudah terdengar. Membuat mata mulai sedikit mengintip keadaan. Lambat laun semakin jelas sampai ke indera pendengaran dalam suasana dingin nan syahdu lengkap dengan gemericik air langit yang telah turun semalaman. Sungguh suasana subuh yang menenangkan. Disertai sapuan angin laut yang kencang dan suara ombak berdeburan. Menambah rasa tak ingin beranjak dari peraduan malam.

Teringat sesuatu bahwa pagi ini adalah pagi dimana hal baru harus mulai dijalani lagi. Kehidupan harus terus dilalui, begitu pula Jumat tepat 20 Mei 2022 ini. Sebuah hari peringatan kebangkitan bangsa. Kebangkitan yang berasal dari kesadaran diri akan kodrat bangsa yang seharusnya merdeka. Puluhan tahun lalu itulah menjadi sebuah titik balik bangsa tercinta menjadi sebuah bangsa yang berdaulat, adil, dan makmur. 

Jika kita menilik ke  sebuah sejarah masa lalu. Kisah perjuangan baik secara diplomatik maupun angkat senjata, tampak sangat berbeda dengan apa yang terjadi setelah puluhan tahun kita merdeka. Bukan karena penjajah yang masih berkeliaran dan menyiksa fisik kita, bukan pula krisis pangan yang kian melanda. Sebuah krisis mental dan penurunan kualitas karakter bangsa yang patut kita tangisi. Lha kok bisa? 

Lihat saja betapa bangsa ini sedang sakit, tak perlu jauh-jauh berdiskusi masalah perekonomian, pariwisata, perdagangan, bahkan tentang sistem pemerintahan yang saya sendiri masih sangat awam. Kita lihat saja pendidikan di negara tercinta kita. Sudahkah saya melakukan tugas pokok dan fungsi saya dengan benar? Malu sekali jika sampai ada kalimat itu kembali lewat dipikiran. Apa yang sudah saya lakukan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa? Bagaimana kelak ketika saya ditanya pertanggungjawaban oleh NYA? Ribuan tanda tanya jatuh dan menghujam nurani saya bersama derasnya hujan yang tetiba begitu derasnya. 

Sungguh bukan pekerjaan yang mudah menjadi pendidik. Sungguh bukan sebuah pekerjaan yang hanya datang, duduk, mengajar, dan pulang saja. Begitu berat kita bertanggungjawab secara moral terhadap pembentukan karakter mereka, anak didik kita. Jujur saja, dari ratusan siswa yang pernah saya hadapi, tak semua bisa tumbuh dan berkembang sesuai dengan harapan kita. Terlebih karakter mereka, yang kadang kita sendiri sangat sulit membentuk jati diri.

Hal sederhana saja. Pada momen kebangkitan nasional kali ini, saya sebagai seorang guru pesisir ingin melakukan sebuah perubahan. Tak perlu besar, tak perlu mewah, tak perlu pula banyak petuah. Cukup menjadikan mereka layaknya anak-anak, cukup jadikan mereka sebuah ladang bagi kita membentuk karakter yang saling menghargai sesama, saling menyayangi dan tentu saja tetap berlandaskan tujuan pendidikan yaitu menciptakan profil pelajar Pancasila. 

Yakinlah pada hari berbangkit kali ini kita bisa memulai kembali, hal-hal kecil yang selama ini sudah sangat baik kita lakukan. Menciptakan suasana belajar di sekolah yang kondusif, literat, dan tetap berkarakter kuat. 

Salam Bangkit dari Pesisir

20 Mei 2022

Triznie.kurniawan

Diterbitkan oleh triznie kurniawan

Guru SD Pesisir

Tinggalkan komentar

Rancang situs seperti ini dengan WordPress.com
Ayo mulai